LIPID
Lipid dapat didefinisikan sebagai molekul
kecil yang bersifat hidrofobik atau amphifilik. Sifat lipid yang amfifilik ini
memungkinkan lipid membentuk struktur seperti vesikula atau membran dalam suatu
cairan. Lipid terdiri dari dua komponen utama, yaitu grup ketoasil dan grup
isoprena. Berdasarkan jenis grup penyusunnya, lipid dapat dibedakan menjadi 8
kategori yaitu asam lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sphingolipid,
saccarolipid dan poliketida (turunan dari hasil kondensasi subunit ketoasil),
sterolipid dan prenolipid (turunan dari hasil kondensasi subunit isoprene).
Istilah lipid sering disinonimkan dengan
lemak, meskipun lemak adalah subgroup lipid yang disebut trigliserida
(trigliserol). Lemak terbentuk dari satu gliserol yang mengikat 3 asam lemak.
Molekul gliserol memiliki 3 gugus hidroksil (OH-). Asam lemak memiiki gugus
karboksil (COOH-). Pada trigliserida, gugus hidroksil bergabung dengan gugus
karbonil dan membentuk ikatan ester (Anonim c, 2010). Lemak umumya
dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak
jenuh adalah ester gliserol yang banyak mengandung komponen asam lemak jenuh,
sehingga bersifat padat pada suhu kamar. Lemak tak jenuh adalah ester gliserol
yang banyak mengandung komponen asam lemak tak jenuh, sehingga bersifat cair
pada suhu kamar. Lemak tak jenuh sering juga disebut minyak. Kondisi jenuh –
tak jenuh ini ditentukan berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap pada gugus
asam lemak. Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap, sedangkan asam
lemak tak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan rangkap.
Pada kondisi murni, minyak dan lemak tidak
mempunyai warna, bau dan rasa. Warna, bau dan rasa khas dari senyawa tersebut
umumnya disebabkan oleh senyawa organik lain yang terdapat pada bahan tidak murni.
Dalam larutan alkali, trigliserida akan mengalami hidrolisis menjadi komponen
penyusunnya yaitu gliserol dan garam alkali dari asam lemaknya. Garam ini
disebut sebagai sabun dan proses hidrolisisnya disebut penyabunan
(saponifikasi) (Petrucci, 1989).
Berdasarkan sumbernya, lemak ada dua macam
yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Lemak hewani mengandung banyak sterol yang
disebut kolesterol, sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan mengandung
lebih banyak asam lemak tak jenuk. Lemak nabati umumnya mengandung banyak asam
lemak esensial yang mampu mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan
kolesterol. Oleh karena itu lemak nabati cenderung dianggap lebih baik untuk
kesehatan. Dalam tubuh, lemak berfungsi sebagai sumber energi yang efisien dan
potensial. Lemak disimpan dalam jaringan adiposa. Lemak juga berfungsi sebagai
insulator dalam jariangan subkutan dan sekeliling organ-organ tertentu
(Winarno, 1995).
Definisi: senyawa organik yang tak larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon
atau dietil eter
Lipid dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:
1. Lipid sederhana: senyawa ester yang
diperoleh dari gabungan asam lemak dan gliserol. Contoh minyak, lemak dan lilin
2. Lipid gabungan: lipid sederhana yang
mempunyai gugus tambahan seperti P dan N. Contoh: Fosfolipid, fosfomyelin.
Berdasarkan sifat kimianya:
1. Lipid yang dapat disabunkan, seperti lemak
dan minyak
2. Lipid yang tidak dapat disabunkan, seperti
steroid.
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau
triasilgliserol. Keduanya memiliki struktur yang sama. Perbedaan keduanya hanya
ditentukan oleh titik lelehnya.
Pada suhu kamar lemak berbentuk padat, minyak berbentuk cair. Titik leleh minyak dipengaruhi oleh:
Pada suhu kamar lemak berbentuk padat, minyak berbentuk cair. Titik leleh minyak dipengaruhi oleh:
1. Struktur; semakin panjang rantai karbon, semakin tinggi titik leleh
2. Jumlah ikatan rangkap asam lemak penyusun
Lemak dapat diubah menjadi minyak dengan cara
hidrogenasi menggunakan katalis nikel
Hidrolisis lemak dan
minyak akan menghasilkan gliserol dan asam karboksilat
Ketengikan (rancidity) disebabkan oleh dua faktor:
Ketengikan (rancidity) disebabkan oleh dua faktor:
1. Reaksi oksidasi
terhadap lemak atau minyak. Hal ini disebabkan karena putusnya ikatan rangkap
dalam komponen asam lemak tak jenuh membentuk aldehid dengan BM rendah
2. Reaksi hidrolisis terhadap lemak atau minyak menyebabkan lepasnya asam-asam lemak yang mudah menguap. Bau tengik salah satu efek dari reaksi hidrolisis ini.
2. Reaksi hidrolisis terhadap lemak atau minyak menyebabkan lepasnya asam-asam lemak yang mudah menguap. Bau tengik salah satu efek dari reaksi hidrolisis ini.
Reaksi penyabunan atau saponifikasi adalah
reaksi antara lemak atau minyak dengan suatu basa mebentuk garam yang biasa
dikenal dengan sabun.
Karakteristik Lipid
Definisi:
senyawa organik yang tak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik
nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter
Lipid
dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:
1.
Lipid sederhana: senyawa ester yang diperoleh dari gabungan asam lemak dan
gliserol. Contoh minyak, lemak dan lilin
2.
Lipid gabungan: lipid sederhana yang mempunyai gugus tambahan seperti P dan N.
Contoh: Fosfolipid, fosfomyelin.
Berdasarkan
sifat kimianya:
1.
Lipid yang dapat disabunkan, seperti lemak dan minyak
Lemak
dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol. Keduanya memiliki struktur
yang sama. Perbedaan keduanya hanya ditentukan oleh titik lelehnya.
Pada suhu kamar lemak berbentuk padat, minyak berbentuk cair. Titik leleh minyak dipengaruhi oleh:
1. Struktur; semakin panjang rantai karbon, semakin tinggi titik lele
Pada suhu kamar lemak berbentuk padat, minyak berbentuk cair. Titik leleh minyak dipengaruhi oleh:
1. Struktur; semakin panjang rantai karbon, semakin tinggi titik lele
2.
Jumlah ikatan rangkap asam lemak penyusun
Lemak
dapat diubah menjadi minyak dengan cara hidrogenasi menggunakan katalis nikel
Hidrolisis lemak dan minyak akan menghasilkan gliserol dan asam karboksilat
Ketengikan (rancidity) disebabkan oleh dua faktor:
1. Reaksi oksidasi terhadap lemak atau minyak. Hal ini disebabkan karena putusnya ikatan rangkap dalam komponen asam lemak tak jenuh membentuk aldehid dengan BM rendah
2. Reaksi hidrolisis terhadap lemak atau minyak menyebabkan lepasnya asam-asam lemak yang mudah menguap. Bau tengik salah satu efek dari reaksi hidrolisis ini.
Reaksi penyabunan atau saponifikasi adalah reaksi antara lemak atau minyak dengan suatu basa mebentuk garam yang biasa dikenal dengan sabun
Hidrolisis lemak dan minyak akan menghasilkan gliserol dan asam karboksilat
Ketengikan (rancidity) disebabkan oleh dua faktor:
1. Reaksi oksidasi terhadap lemak atau minyak. Hal ini disebabkan karena putusnya ikatan rangkap dalam komponen asam lemak tak jenuh membentuk aldehid dengan BM rendah
2. Reaksi hidrolisis terhadap lemak atau minyak menyebabkan lepasnya asam-asam lemak yang mudah menguap. Bau tengik salah satu efek dari reaksi hidrolisis ini.
Reaksi penyabunan atau saponifikasi adalah reaksi antara lemak atau minyak dengan suatu basa mebentuk garam yang biasa dikenal dengan sabun
PERAN
BIOMEDIS
Lipid adalah sekelompok
senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak steroid, malam (wax) dan senyawa
terkait, yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya daripada sifat kimianya.
Lipid memiliki sifat umum berupa (1) tidak larut dalam air dan larut dalam
pelarut non polar misalnya eter dan kloform. Senyawa ini merupakan konstituen
makanan yang penting tidak saja karena nilai energinya yang tinggi , tetapi
karena juga vitamin larut- lemak dan asam lemak esensial yang terkandung
didalam lemak makanan alami. Lemak disimpan di jaringan adipose, tempat senyawa
ini juga berfungsi sebagai insulator listrik, dan memungkinkan penjalaran
gelombang depolarisasi sepanjang saraf bermielin.
Kombinasi lipid dan protein
(lipoprotein) adaslah konsituen sel yang penting, yang terdapat baik di
membrane sel maupun mitokondria dan juga berfungsi sebagai alat pengangkut
lipid dlama darah. Pengetahuan tentang biokimia lipid diperlukan untuk memahami
banyak bidang biomedis penting, misalnya obesitas, diabetes militu,
aterosklerosis, dan peran berbagai asam lemak tak- jenuh.
LIPID
DIKLASIFIKASIKAN MENJADI LIPID SEDERHANA AYAU KOMPLEKS
1. Lipid sederhana ; ester asam lemakdengan berbagai
alkohol.
a. Lemak (fat) : ester asam
lemak dengan gliserol
Minyak (oil) : adalah lemak dalam keadaan
cair
b. Wax (malam) : ester asam
lemak dengan alkohol monohidrat berberat molekul tinggi
2. Lipid kompleks : ester asam lemak yang mengandung
gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak
a. Fosfolipid : lipid yang
mengandung suatu residu asam fosfor, selain asam lemak dan alkohol.
Glikoserofosfolipid adalah gliserol dan alkohol pada sfingofosfolipid adalah
sfingosin.
b. Glikolipid
(Glikosfingolipid) : lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin, dan
karbohidrat.
c. Lipid kompleks
lain: Lipid seperti sulfolipid dan aminolipid.
3. Perkusor dan lipid turunan: kelompok ini mencakup asam
lemak , gliserol, steroid alkohol lain, aldehida lemak, dan badan keton,
hidrokarbon, vitamin larut- lemak dan hormone.
ASAM
LEMAK ADALAH ASAM KARBOKSILAT ALIFATIK
Asam lemak terutama
terdapat sebagai ester dalam minyak dan lemak alami, tetapi terdapat dalam
bentuk tak- teresterifikasi sebagai asam lemak bebas, yakni suatu bentuk
transport yang terdapat dalam plasma.ada yang menandung ikatan rangkap (dapat
jenuh) atau satu atau lebih ikatan rangkap (tidak jenuh).
Asam
Lemak Dinamai Berdasarkan Hidrokarbon Terkait
Asam lemak dinamai
berdasarkan hidrokarbon terkait, dengan jumlah dan susunan atom-atom karbon
yang sama, dengan –oat untuk akhiran –e (system Jenewa). Jadi , asam jenuh
berakhiran -anoat , missal asam oktanoat, dan asam tak jenuh dengan
ikatan rangkap memiliki akhiran –enoat, missal asam oktadesonoat (asam oleat).
Asam
Lemak Jenuh dan Asam Lemak tidak Jenuh
Asam lemak jenuh tidak
mengandung ikatan rangkap, dengan digambarkan berupa asam asetat (CH3
– COOH) . asam lemak tidak jenuh mengandung satu auat lebih ikatan rangkap ,
dibagi lagi menjadi
1. Asam tidak jenuh tunggal (mengandung satu ikatan
rangkap) , monoetenoid
2. Asam tidak jenuh ganda (mengandung lebih ikatan
rangkap)
3. Eikosanoid , senyawa yang berasal dari asam lemak
eikosa meliputi prostanoid. Prostaglandin terdapat pada hamper semua jaringan
mamalia yang bekerja sebagai hormone lokal, serangkaian senyawa terkait adalah
tromboksan . Leukotrien dan lipoksin adalah kelompompok ketiga turunan
eikosanoid yang terbentuk melalui jalur lipoksigenase.
Contoh asam lemak tak jenuh dalam peranan
fisiologis dan nutrsi contoh asam monoenoat (satu ikatan rangkap) kebaradaan
pada hamper semua lemak , lemak terhidrogenasi dan rumenansia.
Sifat
Fisik dan Fisiologis Asam Lemak Mencerminkan Panjang Rantai dan Derajat
Ketidakjenuhan
Titik leleh asam lemak
karbon berjumlah genap meningkat seiring dengan panjang rantai dan menurun
sesuai dengan ketidakjenuhannya. Suatu Triasilgliserol yang mengandung tiga
asam lemak jenuh 12 karbon atau lebih bersifat padat pada suhu tubuh, sedangkan
jika residu asam lemaknya 18:2 , lemak ini berbentuk cair hingga sdibawah 00
C.
Triasilgliserol
(Trigliserida) adalah bentuk simpanan utama asam lemak yaitu ester trihidrat
alkohol gliserol dan asam lemak. Senyawa ini penting dalam sintesis dan
hidrolisi trigliserida.
FOSFOLIPID
ADALAH KONSTITUEN LIPID UTAMA PADA MEMBRAN
Fosfolipid dapat dianggap
sebagai turunan asam fosfolipid dengan fosfat yang teresterifikasi – OH alkohol
yang sesuai. Asam fosfatidat adalah zat antara yang penting dalam pembentukan
triasigliserol serta fosfogliserol, tetapi tidak ditemukan dalam jumlah banyak
di jaringan.
Kolesterol
adalah konstituen penting di banyak jaringan
Kolesterol terdistribusi
luas di semua sel tubu, tetapi terutama di jaringan saraf. Koleterol adalah
kontituen utama membrane plasma dan lipoprotein plasma. Senyawa ini sering
ditemukan sebagai ester kolestril. Poliprenoid memiliki senyawa induk yang sama
seperti kolesterol.
Ergosterol terdapat pada
tumbuhan dan ragi serta penting sebagai precursor vitamin D. jika diradiasi
oleh sinar ultraviolet, senyawa ini akibat berefek antirakitis akibat
terbukanya cincin B.
Peroksida
Lipid Adalah Sumber Radikal Bebas
Peroksidasi
(auto-peroksidasi) lipid yang terpajan oleh oksigen bertanggungjawab tidak saja
terhadap pembusukan makanan tetapi kerusakan in vivo. Peroksidasi ini menjadi
penyebab terjadinya kanker, penyakit peradangan, aterosklerosis dan penuaan.
Lipid
Amfipatik Mengatur Orientasinya Sendiri Pada Pertemuan Air dan Minyak
Senyawa umum lipid tidak larut dalam air karena mengandung banyak gugus
nonpolar(hidrokarbon) . namun asam lemak , fosfolipid, sfingolipid, garam
empedu, dan dalam jumlah yang lebih rendah, kolesterol mengandung gugus polar.
Jadi sebagian molekul tersbut bersifat hidrofobik atau tak larut air dan
hidrofilik atau larut air. Molekul ini disebut amfipatik. Molekul ini mangalami
orientasi pada pertemuan air , minyak dengan gugus polar di fase air dan gugus
nonpolar di fase minyak. Lapis ganda lipid smfipatik ini adalah struktur dasar
pada membrane biologis. Jika lipid ini berada dalam suatu konsentrasi kritis
dlam medium air, lipid ini membentuk misel. Emulsi merupakan partikel yang jauh
lebih besar, biasanya di bentuk oleh lipid nonpolar dalam medium air. Emulsi
ini distabilkan oleh emulgator, misalnya lipid amfipatik (misalnya lesitin),
yang membentuk suatu lapisan permukaan memisahkan sebagian besar materi
nonpolar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar